Menunggak SPP Kuliah demi Larva Bawal

.......... | 0 comments
Bety Rahmawati, Larva BawalDengan ukuran tak lebih besar dari jarum pentul, larva bawal bisa menjadi bisnis yang menggiurkan. Untungnya bisa puluhan juta per bulan. Anita Surachman

Selama ini orang hanya mengenal bisnis budidaya ikan bawal tawar atau pemijahan ikan bawal. Padahal di antara dua rantai itu ada celah bisnis yang menggiurkan, yakni sebagai pemasok larva ikan bawal. Segelintir orang yang mengetahui peluang bisnis tersebut adalah Bety Rahmawati, mojang Cianjur almumnus Institut Pertanian Bogor Jurusan Perikanan.

Dengan modal awal Rp 3.400.000.- Bety sudah bisa menjalankan bisnisnya. Sebagian modalnya digunakan untuk membeli 300.000 ekor larva, sisanya untuk biaya operasional. Dibandingkan dengan para petani yang membudidayakan bibit dan pembesaran ikan bawa, bisnis yang ditekuni Bety jauh lebih simpel dengan resiko jauh lebih kecil. Hasilnya? Bisa puluhan juta per bulan.

Kedekatan Bety pada bawal, bermula dari kebutuhan untuk biaya kuliahnya. Pada semester kedua ia menghadapi situasi ekonomi yang sulit, sampai ia dituntut untuk mencari biaya sendiri. Usahanya di bidang penjualan pakaian dan makanan ternyata tidak mampu menutupi. Bety pun memutar otak mencari peluang usaha supaya kuliahnya tidak putus di tengah jalan. Sampai kemudian ada yang mengajaknya usaha di ikan patin namun bisnis tersebut tidak berjalan mulus, terlalu banyak kendala yang dihadapi.

Pada akhirnya, ia bertemu dengan seseorang yang membutuhkan larva ikan bawal. Ternyata ikan bawal memiliki pasar yang lebih prospektif dibanding ikan tawar lainnya. Perputarannya bagus, cepat dan simpel. “Kata pak haji (pembudidaya bibit dan pembesaran ikan bawal-red): patin nggak butuh, tapi kalau larva bawal berapa saja saya duitin, hah!,” ucapnya menirukan Pak Haji,s alah satu pelanggan setianya. “Kalau begitu tinggal saya cari aja bandar besar di Bogor”, kata Bety dengan antusiasnya.

Beruntung ia bertemu dengan kakak kelasnya angkatan ke 28 yang memiliki farm besar di Bogor. Modal awal yang dimiliki diakui berasal dari penagguhan biaya kuliahnya. Keputusan menunda pembayaran SPP tersebut ternyata tidak sia-sia, karena penjualan itu berbuah sukses. Usaha Bety selanjutnya adalah memenuhi permintaan larva ikan bawal para petani ikan. Kini ia dapat memenuhi pesanan dari Cianjur, Subang, Tasikmalaya, Sukabumi, Parung, dan sebagainya. Saat ini daerah Cianjur memang lebih difokuskan untuk pemasokan, melihat domisili Bety yang tinggal di kota ini. “Permintaan dari luar daerah, bahkan luar Pulau Jawa banyak, tetapi saya hanya fokus di sekitar Cianjur saja.”

Ikan bawal air tawar atau colossoma macropomum adalah salah satu ikan unggulan budidaya perikanan air tawar. Kelebihan ikan bawal ini, ukuran badannya cukup besar, dagingnya gurih dan tidak banyak duri sedangkan dari sisi rasa, ikan bawal air tawar tidak kalah lezat dibanding ikan bawal air laut, dagingnya pun lebih padat dari ikan yang lain. Diakui oleh Bety, prospek dari bisnis pemasok larva ikan bawal ini sangat baik. “Prospeknya bagus, karena ikan dikonsumsi oleh orang banyak, selama orang masih suka ikan saya tidak akan berhenti berbisnis di ikan,” ujar Bety.

Untuk budidaya larva ikan bawal air tawar ada beberapa tahapan. Tahapan itu dawali dengan pemeliharaan induk. Umur mempengaruhi kualitas induk oleh karena itu induk harus berumur dua atau tiga tahun, semakin tua semakin bagus. Tahap berikutnya dilakukan pemijahan (perkawinan antara induk jantan dengan induk betina di suatu tempat), induk harus disuntik hormon opavrim (obat perangsang supaya ikan mudah memijah) terlebih dahulu, setelah itu dilakukan pengangkatan telur yang dilanjutkan dengan pemeliharaan larva, pengangkatan larva ke kolam pemeliharaan benih sampai umur 40 hari, kemudian dilakukan pemberian pakan, lalu diangkat kejaring apung dan dipelihara hingga empat bulan untuk bisa dikonsumsi pelanggan.

“Untuk memilih bibit ikan yang baik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, bibit harus sehat, bibit yang sehat dapat dilihat dari bentuk tubuhnya, bentuk siripnya, ketahanan tubuhnya, kemudian nafsu makannya, untuk kelengkapan seperti sirip kepala, punggung, dada, dan ekor, dapat terlihat setelah usia empat puluh hari. Sedangkan bibit larva bawal yang baik, bisa dilihat berdasarkan usianya, jika sudah masuk umur 7, 8, 9 hari atau seminggu keatas sampai umur ke 10, 11, 12 hari (maksimal) itulah yang bagus, berarti ikan sudah makan, pakan yang diberi untuk larva bawal ini disebut artemia (pakan alami yang instan),” kata Bety.

Sumber :
Majalah Pengusaha

Labels: 

Author: ..........

Date: Senin, 15 September 2008

0 comments  | Leave a comment

0 comments to "Menunggak SPP Kuliah demi Larva Bawal"

Posting Komentar