Nurlinah Litasari, Ibarat Jembatan
Nurlinah Litasari - Obat, darah, dan manusia. Itulah dunia yang diakrabi Nurlinah Litasari sebagai Kepala Bidang Uji Klinik Obat dan Penelitian Prodia, sejak tahun 2001. Sebab, di sini, perempuan yang biasa disapa Ina ini bertanggung jawab terhadap, salah satunya, operasionalisasi penyelenggaraan suatu penelitian atau uji klinik. Uji klinik selalu dilakukan pada manusia untuk melihat reaksi obat dalam tubuh manusia, melalui pemeriksaan laboratorium terhadap darah, urine, dan lain-lain. Setelah dilakukan evaluasi hasil penelitian, dari sini akan diketahui apakah obat tersebut layak dipasarkan atau tidak, layak dikonsumsi pasien atau tidak, dan sebagainya.“Kendala akan muncul bila pasien kurang kooperatif, karena curiga atau ketakutan merasa dijadikan kelinci percobaan. Padahal, sebelumnya mereka telah diberi informasi oleh para peneliti bahwa dengan ikut sertanya mereka dalam uji klinik berarti mereka harus siap untuk diambil darahnya. Memang pada umumnya mereka siap, tapi ada juga yang menciut nyalinya sehingga kami harus mempersuasi pasien bahwa tidak akan terjadi apa-apa selama uji klinik ini dilakukan,” kata sarjana farmasi dari Universitas Padjajaran, Bandung, yang melanjutkan profesi apoteker, ini.
Duka dalam dunia kerja ini bukan cuma sebatas itu, melainkan juga ketika harus berhubungan dengan 170 orang yang sama-sama bekerja di Prodia Cabang Kramat, Jakarta Pusat, ini. “Semakin banyak orang, semakin banyak pula maunya, bukan? Di sisi lain, posisi jabatan saya (dan beberapa teman yang satu strata atau sesama kepala bidang) berada di tengah-tengah antara kepala cabang dengan anak buah. Dengan demikian, kami harus menuruti maunya top management atau perusahaan, sekaligus juga berusaha menyalurkan aspirasi para bawahan. Kami ini ibarat jembatan Untuk itu, kami harus pintar-pintar melakukan pendekatan dan kerja sama,” ucap wanita yang membawahi enam anak buah ini.
Namun, duka itu akan berganti suka manakala bertemu dengan para ahli dalam bidangnya. “Kami seperti mendapat tambahan ilmu pengetahuan, apalagi kalau ilmu itu sesuai dengan bidang kerja saya,” ujar kelahiran Sukabumi, 37 tahun silam, yang membahasakan dirinya dengan kami ini.
Kini, di tengah-tengah kesibukannya, ibu dengan tiga putra ini bersekolah lagi di jurusan biomedik, konsentrasi kimia klinik, Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, tapi berkedudukan di Jakarta. Selain itu, juga merancang bisnis apotek bersama sang suami. “Saya tidak mungkin bekerja terus seperti ini. Suatu saat, saya (dan suami) ingin pula memiliki usaha sendiri untuk menunjang masa depan anak-anak kami,” katanya.
Sumber :
Majalah Pengusaha

0 comments to "Nurlinah Litasari, Ibarat Jembatan"
Posting Komentar